Beberapa hari terakhir ini, daerah di sekitar rumah saya mengalami kemacetan luar biasa. Sehari-hari memang daerah tersebut dikenal sebagai salah satu daerah macet di Bandung. Namun apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini memang berada di luar batas kenormalan. Penyebabnya adalah adanya proyek perbaikan jalan, berupa pelapisan jalan dengan beton sehingga lebih tinggi. Tujuannya pasti sangat baik, dan akan berguna di kemudian hari, terutama kalau musim hujan. Area tersebut akan bebas dari genangan air. Tapi proses perbaikan itu memang cukup menyebalkan. Mungkin inilah pengorbanan yang perlu dibayar.
Anyway, selain karena adanya perbaikan jalan, setelah saya perhatikan, pemberi kontribusi utama terhadap kemacetan jalan tersebut adalah karena pengguna jalan sendiri. Banyak yang tidak sabaran, menyerobot jalur orang lain, atau menggunakan bagian jalan yang bukan semestinya (contoh: pengendara sepeda motor yang naik ke trotoar. Menyebalkan sekali, terutama bagi pejalan kaki seperti saya. Trotoar adalah daerah kekuasaan pejalan kaki, bukan kendaraan). Atau, penggunaan bahu jalan di jalan tol, yang jelas sangat berbahaya (biasanya dilakukan oleh orang yang tidak sabar. Sering saya berpikir secara positif bahwa mereka buru-buru karena kebelet pipis... )
Peraturan lalu lintas di jalan sebenarnya tidak sulit. Semua orang dari pasti bisa mengikutinya. Di Indonesia, kita menganut sistem keep-left. Tapi kadang-kadang ada yang mencuri-curi jalur ke arah kanan, walaupun sudah jelas-jelas ada garis pembatas. Atau, zebra-cross yang tidak diindahkan oleh pengendara. Ketika kita akan menyebrang jalan di zebra-cross (yang sudah jelas-jelas adalah tempat menyebrang), mobil-mobil dan motor-motor sama sekali tidak memberi kesempatan untuk menyebrang. Alhasil, menyebrang kadang-kadang terasa seperti salah satu tantangan Fear Factor.
Kelakuan para pejalan kaki kadang sama anehnya. Menyebrang jalan tepat dibawah jembatan penyebrangan. Aneh kan? Atau berjalan dipinggir jalan, bukan di atas trotoar.
Menggelikan juga kalau kita mengamati perilaku orang di jalan raya. Peraturan-peraturan sederhana tampak menjadi sulit untuk ditaati. Padahal, seandainya peraturan-peraturan sederhana itu dipatuhi, mungkin keadaan lalu lintas di jalan raya akan lebih nyaman.
Kalau untuk mematuhi peraturan sederhana saja sudah sulit, apalagi mematuhi peraturan yang kompleks dan rumit?
No comments:
Post a Comment