Tuesday, February 13, 2007

About Zodiac

Beberapa hari yang lalu, di intramail di kantor tempat saya bekerja, beredar e-mail tentang perubahan tanggal-tanggal zodiak. Tampaknya memang tidak terlalu penting, dan cukup sebagai pengetahuan saja. Tidak ada pengaruh apapun dalam keseharian.

Lucunya, setelah beberapa teman saya membacanya, mereka tampak sedikit 'shock' dengan adanya perubahan zodiak yang selama ini dimilikinya. Saya pribadi sih merasa gak terlalu terganggu, karena perubahan dari carpicorn ke sagitarius sama-sama anehnya. Keduanya sama-sama mahluk setengah-setengah. Yang satu setengah kambing - setengah ikan, sedang yang lain setengah kuda - setengah manusia. Walau mahluk yang kedua lebih sering main film, setidaknya muncul di film terkenal "Harry Potter" dan "Chronicle of The Narnia" :-)

Anyway, komentar-komentar lucu sempat dilontarkan oleh teman-teman saya. "Wah... berarti sifat-sifat saya gak cocok nih" atau yang lebih parah lagi ,"Kalo gitu harus nyari jodoh lagi nih, yang sesuai dengan zodiak baru...."

Meskipun dalam konteks bercanda, namun menarik diperhatikan bahwa mungkin masih ada orang atau sekelompok orang yang memegang teguh kepercayaan terhadap zodiak. Can you imagine bagaimana reaksi mereka ketika mereka tahu bahwa zodiak mereka berubah karena ada pergeseran tanggal? Jangan-jangan mereka berpikir untuk mengubah kepribadian mereka agar sesuai dengan zodiak barunya. And, what about ramalan-ramalan yang sebelumnya? Berarti selama ini mereka mempercayai ramalan yang salah.

Perubahan tanggal zodiak ini tampaknya membuktikan bahwa we are who we are, no matter what is our zodiac sign. Kalo memang betul kehidupan kita dipengaruhi oleh zodiak, berarti kalo zodiak kita berubah otomatis kehidupan kita pun berubah...

Agree?

Thursday, February 08, 2007

About Flood

Ketika sebuah ibukota negara mengalami suatu kejadian luar biasa, maka seluruh dunia akan segera tahu. Dalam hitungan menit saja seluruh dunia akan bisa menyaksikan apa yang terjadi.

That's what happen about Jakarta. Banjir hebat yang melanda Jakarta mungkin sekarang sudah jadi konsumsi tontonan orang-orang sedunia, dari berbagai belahan dunia. Malu? Harusnya sih begitu... Ibukota negara adalah jendela, etalase sebuah negara. Kadang-kadang ibukota negara menjadi ukuran tingkat kesejahteraan sebuah negara.

Well... sekarang banjir sudah terjadi. Rasanya gak ada gunanya saling menyalahkan, saling menuding. Terlambat. Harusnya sekarang orang-orang (Jakarta dan Indonesia) mulai berpikir bagaimana caranya menata kota supaya kejadian banjir di Jakarta tidak terulang.

Bandung rasanya bisa belajar dari Jakarta. Gak perlu kebanjiran dulu, baru berubah.

By the way, tentang ibukota negara, mungkin sudah saatnya sudah pindah dari Jakarta, ke tempat yang memang bisa ditata dari awal, dipersiapkan menjadi pusat pemerintahan. Jakarta mendingan jadi pusat bisnis. Pusat belanja dan pusat makanan kan di Bandung. Pusat pemerintahan? Tampaknya perlu cari tempat lain...

One other thing, rada sulit dimengerti mengapa orang Indonesia tampaknya sulit sekali menyadari perlunya pelestarian lingkungan.... Contoh gampang adalah buang sampah. Kok masih banyak ya orang-orang bermobil yang buang sampah dari jendela mobil? Atau, pemanfaatan lahan kosong kota yang membabibuta, tanpa perhitungan. Perlu diteliti, apakah karena budaya Indonesia, atau karakteristik dasar orang Indonesia yang seperti itu, atau hanya beberapa oknum orang Indonesia saja, tapi kebetulan mereka punya pengaruh besar?

Why... oh why...