Wednesday, November 19, 2008

Perfume

Tulisan ini bukan tentang novel 'Perfume' yang beberapa tahun lalu beredar, tentang seorang pembunuh yang terobsesi dengan wangi-wangian, yang tega membunuh wanita-wanita demi menemukan aroma yang paling murni. Bukan. Ini bukan tentang novel itu. Tapi tentang parfum yang sebenarnya.

Hari ini, entah kenapa, tiba-tiba terpikir untuk membeli parfum.. Mulailah saya browsing-browsing di internet, mencari review-review parfum terbaru, yang biasanya memang banyak dimuat di internet. Sudah banyak jenis-jenis parfum yang diliat, dengan berbagai penjelasannya, tentang kelebihannya, kekurangannya, kekhasannya, peruntukannya, dan tentu saja harganya. Tapi, setelah beberapa lama browsing, saya merasa kok agak sia-sia juga ya... Melihat dan membaca review dan penjelasan tentang parfum, yang walaupun sangat rinci, ternyata tidak bisa membuat saya membayangkan bagaimana bau dari parfum tersebut. Baru tersadar, bahwa parfum itu kan harus dicium bukan dilihat, jadi mau gak mau, untuk memilih parfum yang memang harus datang ke toko parfum, dan mencium berbagai jenis bau-bau-an yang disediakan. Karena itu, saya agak bingung juga kalau mau membeli parfum secara online, gimana cara memastikan bahwa bau parfum yang dimaksud cocok dengan selera kita.

Akhirnya, saya berkesimpulan bahwa:
1. Sebelum membeli parfum, memang lebih baik kita cari info dulu di internet, atau sumber lainnya, mengenai jenis parfum apa yang kira-kira cocok. Karena, menurut pengalaman, kalau kita datang ke toko parfum dengan pikiran kosong sama sekali, malah akan semakin bingung. Setidaknya, dari review di internet, kita bisa mencari tahu parfum-parfum mana yang kira-kira sesuai dengan kriteria dan selera kita, plus kapan saat yang cocok untuk memakainya.
2. Untuk pembelian suatu jenis parfum yang pertama kali, sebaiknya mungkin tidak membeli secara online. Akan lebih baik kita membeli di toko atau counter parfum yang ada di mall/dept. store, sehingga kita bisa langsung menentukan parfum mana yang paling sesuai dengan selera kita, karena di sana kita bisa dengan bebas membaui berbagai macam jenis parfum. Walaupun memang disarankan jangan terlalu banyak membaui parfum, karena akan membuat kita semakin pusing sendiri. Di toko parfum kita bisa membuktikan daftar pilihan parfum yang kita buat berdasarkan survei di internet, dengan cara membauinya secara langsung.
3. Untuk pembelian botol ke-dua, dan seterusnya untuk parfum yang sudah kita pernah beli atau pakai sebelumnya, pembelian secara online mungkin merupakan cara terbaik. Selain lebih praktis dan efisien (tampaknya parfum yang dijual online harganya lebih murah, walaupun harus hati-hati terhadap keasliannya), juga menghindarkan kita untuk tergoda membeli parfum lain yang mungkin sebetulnya tidak kita butuhkan.

Nah... itulah sedikit tips (walau bukan datang dari seorang ahli hehehe) untuk membeli parfum.

Hal yang menarik dari parfum adalah, ternyata setiap parfum memiliki karekteristik yang berbeda, mungkin dapat dikatakan setiap parfum memiliki kepribadiannya sendiri. Karena itu, memilih parfum sebenarnya perkara yang rumit juga, karena harus disesuaikan dengan kepribadian kita juga. Parfum yang kita pakai, bisa kita gunakan untuk merepresentasikan siapa kita sebenarnya. Hampir sama dengan pakaian kita. Mungkin itu sebabnya parfum dan fashion sangat bersinggungan. Banyak designer terkemuka dunia yang memproduksi juga parfum.

So, selamat berbelanja parfum yang sesuai dengan kepribadian Anda..

Tuesday, November 11, 2008

One Year Later...

Gak kerasa.. sudah setahun lebih saya tidak pernah mengunjungi blog saya sendiri.. hehehe.. Boro-boro untuk menulis sesuatu.. Ternyata menjaga konsistensi memang susah :-)



Sekarang sudah bulan Nopember 2008, sudah dipenghujung tahun. Musim hujan sudah datang, dan suasana Natal mulai menjelang. Toko-toko mulai berhias dengan ornamen natal, cd-cd natal mulai dikeluarkan dari tempat penyimpanannya, paduan-paduan suara mulai berlatih lagu-lagu natal.



Walau masih 1,5 bulan lagi, tapi gaung Natal memang sudah terasa. Saya ingat, ketika 2004 terbang ke Manila, waktu itu sekitar pertengahan Nopember, di pesawat (Philippine Airlines) sudah dimainkan lagu-lagu Natal... lucunya, waktu itu di Indonesia sedang dalam suasana Ramadhan, karena saat itu tepat sehari sebelum hari raya Idul Fitri.



Tiba di Manila, sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia yang meriah dengan suasana Ramadhan dan Idul Fitri. Di sana justru suasana Natal jauh lebih terasa. Toko-toko sudah berhias ornamen Natal, rumah-rumah pun sudah dihias dengan lampu-lampu meriah, persis seperti suasana di Indonesia ketika memperingati 50 tahun Indonesia Merdeka tahun 1995 lalu. Uniknya, menurut orang Philippines, mereka sudah mengeluarkan semua ornamen Natal sejak bulan September! Jadi, setiap tahunnya, ketika sudah masuk bulan 'ber'-'ber'-an (September, Oktober dst) maka suasana Natal akan terasa.



Sayangnya, saat itu saya tidak ikut merayakan Natal di Manila, karena pertengahan Desember saya kembali ke Indonesia. Bisa dibayangkan betapa meriahnya perayaan Natal di sana. Tapi setidaknya, saya 'mencicipi' suasana Natal di sana. Salah satunya yang berkesan adalah menonton konser paduan suara bertema natal yang diadakan di tengah-tengah taman terbuka di Green Belt, Manila.



Lain di Manila, lain di Bangkok. Ketika Desember 2007 lalu saya bersama teman-teman kantor melancong ke Thailand (Bangkok & Pattaya), suasana Natal tidak begitu kental. Hampir mirip seperti di Indonesia, dimana toko dan mall-mall berhiaskan ornamen Natal. Tidak semeriah di Manila.



Bagaimana dengan tahun ini? hehe.. so far belum ada rencana melancong sih... Mudah-mudahan ada kesempatan (dan dana, tentunya...)



Kapan, ya, bisa Natal-an di luar negeri? :