Friday, September 07, 2007

Multiple Personalities

Kalau anda menyukai novel-novel yang berbau psikologi, pasti pernah mendengar novel Cybill, yang ditulis berdasarkan kisah nyata seorang perempuan yang memiliki 16 kepribadian. Atau, yang baru-baru ini adalah kisah Billy Milligan, seseorang yang memiliki 24 kepribadian. Sebelumnya, Agatha Christie juga pernah menulis novel fiksi tentang seorang pembunuh yang memiliki 4 kepribadian. Film-film yang menceritakan orang berkepribadian ganda juga banyak, misalnya film Never Talk to Strangers yang dibintangi Antonio Banderas, atau yang baru-baru saya tonton - yang juga menjadi inspirasi dari tulisan ini - adalah salah satu episode dari serial Nip/Tuc, yang menggambarkan pasien yang memiliki kepribadian ganda.

Kepribadian ganda memang merupakan salah satu penyimpangan psikologis, di mana kepribadian seseorang tidak terintegrasi, terpecah, masing-masing berdiri sendiri seperti individu yang berbeda-beda, memiliki keinginan, minat, bahkan kecerdasan yang berbeda-beda. Bahkan pada kasus Cybill dan Billy, beberapa kepribadian memiliki jenis kelamin yang berbeda. Yang lebih aneh lagi, masing-masing kepribadian dapat memiliki fisiologi yang berbeda, seperti tekanan darah, detak jantung, dan lain-lain. (Untuk paragraf ini, mohon koreksi dari teman-teman lain, yang lebih banyak tahu tentang MPD..)

Intinya, orang yang berkepribadian ganda/multiple seakan-akan satu tubuh yang dipakai rame-rame oleh berbagai orang secara bergantian. Katanya (... kalo gak salah...) kepribadian ganda akan muncul karena adanya situasi traumatis yang tidak bisa diatasi oleh individu.

Jadi, kepribadian ganda itu singkatnya adalah suatu penyimpangan. Nah.. dalam salah satu episode Nip/Tuc itu (lupa judulnya apa..) digambarkan salah satu episode dimana Sean McNamara, salah satu tokoh utama, berkata pada partnernya, Christian Troy, bahwa sebenarnya, manusia normal pun sebenarnya berkepribadian ganda. Sean mengatakan bahwa dia bisa menjadi beberapa orang yang berbeda, tergantung situasi. Sean sebagai suami berbeda dengan Sean sebagai ayah, berbeda lagi dengan Sean sebagai dokter, dan berbeda juga dengan Sean sebagai seorang sahabat. Tapi, yang membedakan dirinya dengan orang yang berkepribadian ganda adalah bahwa semua 'kepribadian' nya yang lain bernama sama, yaitu Sean. Sedangkan orang yang berkepribadian ganda biasanya memiliki nama yang berbeda-beda antar tiap kepribadian.

Kalau dipikir-pikir, pendapat Sean itu betul juga. Kadang-kadang, atau bahkan selalu, kita menampilkan diri kita berbeda-beda pada berbagai situasi. Di rumah kita menampilkan perilaku yang berbeda dengan di kantor. Kita menjadi berbeda ketika berhadapan dengan bos, mendadak muncul perilaku baru yang sebelumnya tidak pernah kita lakukan, dan sebagainya, dan sebagainya. Hal ini tidak salah, karena bagaimana pun juga kita harus beradaptasi dengan lingkungan kita, dengan tempat di mana kita berada dan siapa yang sedang kita hadapi. Sepintas, mungkin tampak seperti orang yang tidak punya integritas, plin-plan, berubah-ubah. Memang, garisnya tipis sekali antara beradaptasi dengan tidak memiliki integritas. Kalau kita punya integritas, apapun situasinya, kita akan tetap memegang prinsip kita. Yang salah tetap salah dan yang benar tetap benar. Akan ada 'benang merah' yang menghubungkan setiap pribadi yang kita tampilkan dalam berbagai situasi, sehingga orang akan tetap mengenali kita.

Pernah gak, ada orang yang berkomentar pada kita, "Wah.. lu kalo di kantor beda banget yang sama di rumah" atau "Kalo lagi di depan bos, lu kok jadi beda gitu sih." Nah, kalau orang lain sudah tidak bisa mengenali kita dalam situasi-situasi yang berbeda, karena perilaku kita yang sangat... sangat berbeda... kita harus hati-hati.. Jangan-jangan kepribadian kita sudah mulai terpecah.........

Saturday, September 01, 2007

Be Thou My Vision

Be Thou my vision, O Lord of my heart;
Naught be all else to me save that Thou art.
Thou my best thought by day or by night,
Waking or sleeping Thy presence my light.

Be Thou my wisdom, and Thou my true Word;
I ever with Thee and Thou with me, Lord;
Thou my great Father, I Thy true son;
Thou in me dwelling, and I with Thee one.

Be Thou my battle-shield, sword for my fight,
Be Thou my dignity, Thou my delight.
Thou my soul's shelter, Thou my high tower.
Raise Thou me heavenward, O Power of my power.

Riches I heed not, nor man's empty praise,
Thou mine inheritance, now and always;
Thou and Thou only, first in my heart,
High King of heaven my Treasure Thou art.

High King of heaven, my victory won,
May I reach heaven's joys, O bright heaven's son,
Heart of my heart, whatever befall
Still be my vision, O ruler of all.

Princess Diana

Kemarin (31 Agustus 2007), adalah peringatan 10 tahun kematian Princess Diana, seorang tokoh dunia fenomenal, yang meninggal akibat kecelakaan lalulintas di Paris, Prancis. Peringatan kematian Diana dilakukan di sebuah gereja di dekat Buckingham Palace, dihadiri keluarga dan sahabat-sahabat Diana. Kebetulan, peringatan itu di siarkan langsung oleh BBC dan bisa ditonton di Indonesia.

Hal yang menarik dari peringatan tersebut adalah betapa sederhananya acara yang dilangsungkan. Sederhana, tapi hikmat dan menyentuh. Peringatan dilakukan dalam bentuk kebaktian, ibadah, yang teduh dan menyegarkan. Sangat kontras dengan peringatan ulangtahun Diana pada bulan Juli lalu, dimana Prince William dan Prince Harry menyelenggarakan konser musik besar-besaran. Peringatan 10 tahun Diana juga disiapkan dan direncanakan oleh kedua pangeran tersebut, dan kabarnya mereka sendiri yang memilih ke-500 tamu yang diundang.

Kesederhanaan, tampaknya itu yang ingin digambarkan oleh William dan Harry dari sosok ibu mereka, yang disebutkan Harry sebagai sosok yang down to earth, dan the best mother in the world. Princess Diana dikenal sebagai tokoh yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Status sebagai anggota keluarga kerajaan tidak menyurutkan minatnya untuk menyebarkan sukacita kepada orang-orang yang ditimpa kemalangan. Suatu pelajaran berharga dari Princess Diana.

Hal menarik lain yang dapat diamati dari kebaktian peringatan 10 tahun kematian Princess Diana adalah: di gereja, Queen Elizabeth, Prince Phillip, Prince Charles, Prince William, Prince Harry dan anggota royal family yang lain, duduk di kursi-kursi jemaat, seperti tamu-tamu lainnya. Bandingkan dengan di Indonesia, kebiasaan kita, kalau ada tamu penting, pejabat negara, pastilah duduk di tempat yang berbeda. Kalau yang lain duduk di kursi kayu/kursi cheetos, mereka pasti duduk di sofa yang sengaja disediakan.

Ironis sekali, bukan? Inggris, sebuah kerajaan, memperlakukan Ratu dan keluarganya seperti jemaat biasa di dalam Gereja. Sedangkan kita, yang katanya negara republik, demokratis, masih memperlakukan pejabat secara feodal...