Monday, October 01, 2007

True Holywood Story

Buat para pembaca yang kebetulan berlangganan TV kabel, atau TV satelit (mungkin dengan alasan yang sama dengan saya, yaitu karena sudah muak dengan siaran TV lokal hehehe), dan kebetulan mendapatkan channel E! Entertainment, tentu tidak asing lagi dengan suatu acara yang berjudul THS (True Holywood Story).

Buat yang mungkin belum pernah tahu seperti apa acara THS itu, akan saya ceritakan sedikit. THS merupakan acara yang dokumenter yang menceritakan kisah hidup para bintang-bintang Holywood, mulai dari masa kecil mereka, hingga saat ini, di mana mereka berhasil menjadi selebritis yang dikenal di seluruh Amerika, bahkan dunia. Masa-masa yang pahit, penuh penderitaan, maupun prestasi-prestasi yang sudah diraih, semua diceritakan dalam THS. Biasanya, tokoh yang di bahas di THS ini dipilih karena popularitasnya yang sedang menanjak.

Baru-baru ini, THS membahas tentang kehidupan Vanessa Williams, yang belakangan ini mulai kondang lagi karena perannya sebagai Wihelmina Slater dalam serial komedi Ugly Betty yang sedang booming di Amerika, bahkan mendapatkan penghargaan Emmy Award. Dalam THS tersebut, diceritakan bagaimana perjuangan Vanessa dalam meraih prestasinya hingga saat ini, termasuk masa-masa sukar ketika gelar Miss USA harus dicopot, karena ada fotografer yang menyebarluaskan foto-foto seksinya yang dibuat di masa remaja. Kemudian pula kegagalan-kegagalan dalam rumah tangganya. Namun, selain itu diceritakan juga perjuangan Vanessa dalam memelihara dan membesarkan ke-4 anaknya, bagaimana dedikasi Vanessa terhadap anak-anaknya, sampai-sampai rela bolak-balik NY-LA untuk shooting Ugly Betty.

Itu hanya salah satu contoh. Banyak kisah-kisah hidup lain yang dikupas dalam THS. Banyak hal yang kita bisa pelajari dari THS.

Pertama, kesuksesan membutuhkan perjuangan. Para bintang Holywood tidak mengalami keberhasilan dengan begitu saja. Perjuangan yang harus mereka jalani sangat berat. Banyak tantangan-tantangan yang mereka alami. Namun yang membuat mereka bisa bertahan dan sukses adalah ketahanan mereka dalam menghadapi semua rintangan dan halangan. Mungkin inilah yang dikatakan adversity quotient.. (bener gak ya? agak-agak lupa sih...) Banyak bintang Holywood yang berasal dari latar belakang keluarga yang sangat tidak beruntung, miskin, mengalami abuse, dan lain-lain. Tapi hal ini tidak menyurutkan niat mereka untuk meraih kesuksesan.

Kedua, ternyata, kalau diperhatikan, hampir sebagian besar aktris dan aktor Holywood, pernah belajar acting secara serius, atau minimal belajar acting di kelompok teater di SMA. Umumnya mereka sekolah acting secara formal, atau kalaupun tidak pergi ke sekolah/college, mereka punya guru acting, atau mentor. Kesimpulannya, mereka benar-benar serius dalam usaha menguasai bidangnya, gak hanya acting yang sekeder lewat, sekedar nampang... No wonder hasil kerja mereka jadinya sangat bagus dan berkelas. Demikian juga dengan para musisinya. Banyak para musisi Amerika yang benar-benar belajar musik, baik formal maupun non formal..

Bandingkan dengan di Indonesia.. Mungkin ada juga sih, aktor dan aktris atau musisi Indonesia yang memang belajar secara formal dan serius. Tapi, kalo di liat-liat di sinetron kita sekarang, patut dicurigai bahwa para pesinetron itu sebenernya gak punya latar belakang acting yang memadai. Yang penting tampang menjual, enak diliat, berani ngomong... Alhasil, sinetron-sinetron kita jadinya kayak sekarang ini, rada males buat nontonnya.. Belum lagi jurus 'aji mumpung' yang dipraktekkan... orang yang kompetensi nya nyanyi, tiba-tiba ikut maen film atau sinetron, atau sebaliknya, orang yang kompetensinya acting tiba-tiba mengeluarkan album rekaman..

Bukkannya gak boleh, sih, tapi ada baiknya kalau para 'artis' di Indonesia belajar juga dari kesuksesan para bintang Holywood, bagaimana jerih payah mereka, bagaimana keseriusan mereka dalam mendalami bidang kerjanya... Jangan maunya serba instan, yang penting tenar dan dapat duit banyak, tapi tidak memberikan kontribusi positif buat masyarakat..

Beberapa waktu lalu, saya baca sebuah artikel di sebuah tabloid yang isinya mengkritik band-band Indonesia yang cenderung mengeluarkan musik 'seadanya' hanya untuk menarik selera pasar.. Mereka berdalih katanya itu adalah kebebasan berekspresi... ada benarnya juga sih... Tapi kekhawatiran para pengamat musik juga beralasan, mereka khawatir musik di Indonesia gak berkembang, dan 'seadanya', yang penting banyak mendatangkan duit...

Lebih jauh lagi, sebenernya yang perlu kita khawatirkan adalah masyarakat Indonesia sendiri. Gimana kita mau jadi masyarakat yang cerdas, kalau selalu dibodohi oleh sajian hiburan yang sama sekali gak berkualitas, seadanya, gak membuat kita berpikir... Lama-lama orang Indonesia jadi kayak Patrick, temennya Spongebob, atau Homer Simpson yang kebanyakan nongkrong di depan TV hehehe...

No comments: